Gw, tidak seperti kelihatannya, adalah orang yang cukup sulit menghadapi yang namanya "perpindahan".
Pindah rumah, pindah kostan, pindah ke lain hati...
semua perpindahan itu gw lewati dengan derai air mata, dan terkadang umpatan, mengapa yang baru tidak sebaik yang lama.
Gw terlalu terikat erat dengan tempat, situasi, gaya hidup, dan manusia, yang bersama mereka gw menjalani hidup sehari-hari dan berbagi kenangan.
Dan sekarang... gw pindah status.
Dari Mahasiswa.. jadi pengangguran.
Not really a good change, right?
Well, apapun statusnya, mau "office worker", "field worker", "newbie entrepreneur", ataupun "jobless busy woman", gw tetep sulit menyesuaikan diri dengan status baru tsb.
Di saat temen2 gw yang berstatus "Active Job seeker" udah sibuk mengirim ratusan CV (jadi inget iklan Tango), gw baru ngirimin satu .
Why?
Gw ngalamin disorientasi status kali ye..
Gw masih ngerasa mahasiswa,
Gw masih dibiayai ortu kayak mahasiswa,
Gw masih tinggal di daerah mahasiswa,
Gw masih gereja di GII, yang oleh banyak orang disebut gereja mahasiswa
Gw masih have fun a la mahasiswa
etc
oh ya..
gw masih bertampang mahasiswa (sebenernya, oleh beberapa orang, tampang gw disebut tampang anak SMP siy. hahaha)
etc
Kata Darwin, adaptation to change is a key to survival.
Bila gw tidak menyesuaikan diri, tidak bergerak seiring waktu, gw bakal punah.
Gw harus get up and go out of my comfort zone.
Gw mau menyesuaikan diri dengan status gw.
Bukan...
bukan status yang "pengangguran banyak kerjaan" itu...
tapi, status "a dinamic young adult that ready to pursue her dream".
en, untuk beradaptasi dengan status itu, gw kudu mengalami yang namanya perubahan.
Masalahnya,
Gw tidak bisa tidak dibiayai ortu
Gw belum bisa pindah tempat tinggal (lagian, gw kan tinggal di rumah sendiri, ada adik gw lagi yg harus diurus)
Gw ngerasa bertumbuh banget gereja di GII, ogah banget deh pindah2.
Gw bingung, "have fun" yang bukan ala mahasiswa itu yang seperti apa???
Jadi, tinggal satu opsi lagi. Mengubah tampang mahasiswa gw.
Jadi, 5 Oktober 2008 itu, gw melangkah ke salon di BIP.
GW MAU POTONG RAMBUT!
Rambut gw yang udah sepinggang itu udah rontok banget. Bener2 ga membuat gw terlihat dinamis seperti yang gw inginkan.
Apalagi, punya rambut panjang itu bener2 high maintenance. Gw males banget bikin budget buat ke salon tiap bulan (malesnya ngebudget nya ya.. kalo ke salonnya gratisan, ini sama sekali ga jadi masalah).
Di Salon J.A. itu, gw membuka-buka katalog potongan rambutnya.
Eng ing eng.. gw menemukan potongan rambut yang cocok dengan bayangan gw. Potongannya pendek.
Mas-mas hairstylist nya udah di belakang badan gw, siap dengan segala peralatannya.
"Mau bikin gimana?" tanyanya
"Gini bisa ga, Mas? Cocok ga buat saya?"
"Bisa.. bisa..." jawabnya sambil meremas-remas rambut gw.
Lalu, dia mengambil rambut gw dan menyatukannya di tulang atlas gw (@leher belakang), seakan ia hendak mengikat rambut gw dengan gaya ekor kuda.
Lalu, ia mengambil guntingnya.
Kresssssssss....
Dia menggunting rambut gw tepat di tulang atlas itu.
Gw melongo.
MY HAIRRRRRRR!!!!!!
5 tahun pengorbanan...
terpaksa mengalami keringatan & gatal2 di leher,
rambut nyangkut2 : di jendela angkot, di pintu kelas, di kancing baju orang tak dikenal di damri, dll
rambut ditarik2 anak bayi di lift (udah gitu, gw pula yang dimarahin nyokapnya, padahal yang menderita kan gw)
rambut didudukin orang,
etc etc...
Si Mas tidak merasakan raungan-dalam-hati gw, dan terus dengan ahli, memainkan cutternya membentuk rambut gw. Dan tiap kali cutternya mengenai rambut gw, gw menjerit pilu dalam hati.
Yes, it's me who want a short hair. But it's him who don't let me change my mind!
Setelah1/2 jam, potongan rambut gw yang baru, selesai.
Gw melihat diri gw di cermin.
One change is done.
Gw melepaskan attachment dengan rambut panjang gw, dan perasaan gw yang merasa istimewa dengan memiliki rambut panjang itu.
It's me. I'm still special, even without being a rapunzel.
There's still a lot to be done.
Baru terjadi satu perubahan. Tapi perubahan ini adalah satu dari sekian banyak dari perubahan-perubahan yang pasti akan datang.
Tapi sekarang, gw akan lebih siap menghadapinya.
Just wish me luck!
ShareThis
Saturday, October 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Selamet ya Fan... for people like us who makes a lot of attachment, letting go and moving on is a hard thing to do, isn't it?
But I survive even without trying... so will you :)
Keep moving forward!
Post a Comment