by, Stephanie E.C. Sinaga (in blues)
Angin Pagi,
kau dengan lembut menemani,
mengalun dengan sederhana.
Hadirmu tak terlihat indera,
tapi terasa kuat dalam nurani :
menyejukkan, menghangatkan
pada saat bersamaan
Angin Pagi,
dengan bisikmu aku terbangun,
membuka mataku, melihat dunia
warna-warna yang menari-nari.
Kau tak tertangkap mata,
tapi mampu buatku memandang segala pesona.
Angin Pagi,
perlahan kau beranjak, menjauhi mentari.
Beriku ciuman,
sebelum selamat tinggal kau ucapkan.
Balikkan badanmu,
jangan kau lihat ku meratap,
sebab ku tau kau takkan menetap.
Teruslah mengalir, hai Angin Pagi!
(3 Desember 2008)
terinspirasi oleh dia, yang telah menjadi Angin Pagi ku.